HANWAY
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
100

Losing to Lead: When Failure Shapes the Man

“Semua orang mau jadi Alpha. Tapi nggak siap jatuh kayak anjing jalanan.”

“Gagal itu bukan akhir. Tapi juga bukan motivasi.”

Jujur ya…
Gue udah muak dengan semua video motivasi, suara berat ala Morgan Freeman yang bilang: “It’s not about how hard you fall, it’s about how you rise.”

Bullshit.

Gue pernah jatuh dan itu nggak keren.
Nggak ada cinematic background music, nggak ada pelajaran hidup instan, nggak ada tangan hangat yang nolongin lo bangkit.
Yang ada cuma: lo bengong, sendirian, ditinggal semua, dan lo mulai mikir: “Gue terlalu sok pintar, ya?”

Tapi ternyata… justru itu titik baliknya.
Titik paling sepi — tapi paling jujur.

Real Talk: Gagal Itu Brutal, Tapi Fair

Gue pernah invest banyak waktu, tenaga, otak, dan duit ke proyek yang ternyata… isinya toxic people dengan vision ala TikTok quotes: cepat, instan, asal jadi.
Gue pikir mereka ngerti arah. Ternyata mereka cuma ikut tren.

Akhirnya apa?
Gue tinggalin. Tapi bukan tanpa luka.
Gue kehilangan relasi, kehilangan image, kehilangan uang, dan lebih parah: kehilangan kepercayaan diri gue sendiri.

Gagal itu kayak boxing.
Lo bukan cuma dipukul, lo diukur:
Lo sabar apa nggak? Lo nyerah apa tahan? Lo nangis diam-diam apa lo belajar nutup luka sambil jalan?

Dan yang paling penting: Lo jadi tahu mana suara lo — dan mana noise dari luar.

Gagal Ngasih Lo Filter Asli: Mana Yang Beneran, Mana Yang Cuma Penumpang

Waktu lo naik, semua orang “bro”. Semua “let’s build together”. Semua “satu visi brooo”.

Tapi waktu lo ancur?
Yang tersisa cuma tiga jenis orang:

  1. Yang langsung hilang kayak jin.

  2. Yang nonton lo jatuh sambil diem-diem senyum.

  3. Yang tetap diem, tapi bukannya acuh — mereka ngerti, kadang diam itu respect.

Dan dari situ, lo sadar:
Leadership itu bukan soal siapa yang lo pimpin — tapi siapa yang masih mau jalan bareng lo, bahkan ketika lo gak punya arah.

Kalau Mau Aman, Jadi Karyawan Biasa

Maaf nih,
Tapi kalau lo nggak siap gagal, jangan ngomong mimpi besar.

Kalau lo gampang offended, mending fokus jadi bagian HRD.
Bikin SOP. Kirim email. Bangga kalau email-nya pakai bahasa Inggris formal.
Fine. Dunia butuh orang kayak gitu juga.

Tapi kalau lo pengen jadi arsitek masa depan, lo harus ngerti:
Inovasi itu bukan keren. Inovasi itu brutal. Lo bikin jalur yang belum ada, dan semua orang ngira lo nyasar.

Kadang ide lo bakal dibilang terlalu dini.
Kadang lo sendiri bakal ngerasa: “Anjir, jangan-jangan emang gue yang bego?”
Tapi kalau lo ngerasa terlalu nyaman, lo pasti cuma ngikutin jalan orang lain — bukan bikin jalur baru.

Gue Nggak Suka “Positive Vibes Only”

Gue lebih percaya:
Negative vibes, kalau dicerna, itu jadi clarity.

Kadang lo harus denger:

  • “Lo bukan siapa-siapa.”

  • “Ide lo nggak make sense.”

  • “Siapa yang mau beli produk kayak gitu?”

Sakit? Banget.
Tapi… itu suara realita. Dan suara realita jauh lebih jujur dari komentar temen lo yang cuma bilang, “Keep going bro.”

Losing Membuat Lo Punya Gigi

Maksudnya?
Gue pernah nyari validasi. Pernah minta pengakuan. Pernah pengen dibilang “visioner”.
Sekarang?
Gue nggak butuh validasi. Gue cuma pengen bikin sesuatu yang jalan, meski orang-orang awalnya nganggep aneh.

Gue pengen jadi gentleman yang tahu cara bicara pelan — tapi semua diam waktu dia ngomong.

Dan itu, bro, nggak bisa dibeli.
Lo harus bayar pakai kegagalan.

Kalau Lo Belum Pernah Hancur, Lo Belum Siap Mimpin

Gue nggak percaya sama pemimpin yang belum pernah jatuh.
Gue nggak percaya sama orang yang hidupnya cuma mulus dan semua masalahnya selesai pake template buku motivasi.

Karena pemimpin sejati bukan yang paling hebat.
Tapi yang paling tahan.
Yang tahu gimana rasanya ditendang pas lagi jatuh — dan tetap bangun tanpa dendam.

Gue tulis ini bukan buat ngajarin.
Gue cuma ngasih lo potongan realita yang gue lewatin.
Kalau cocok, ambil. Kalau nggak, lewatin aja.

Tapi satu hal yang gue tahu pasti:

“Gue nggak kalah. Gue lagi dibentuk. Pelan. Tapi tajam.”